F-16 Motor, bukan sekadar bengkel
F-16 Motor, bukan sekadar bengkel
Sudah cukup banyak bengkel yang telah beroprasi di tanah air, semua terkesan menerapkan konsep yang sama 'menjual jasa service'. Hal ini membuat Willy Dreeskandar bertujuan membuat bengkel yang berbeda. Sebelumnya dia seorang mantan jurnalis senior di sebuah media ternama, profesi yang digelutinya selama belasan tahun.
Didirikan pada 18 januari 2008, dengan memanfaatkan sebuah lahan ruko di bilangan Ciledug, Tangerang. Ia mengusung konsep bengkel yang berbeda. “Intinya bukan hanya jasa servis atau perawatan saja yang saya tawarkan, namun jualan aksesoris dan modifikasi saya lakukan disini,” ungkap Willy.
Bengkel yang di beri nama F16 beroperasi mulai pukul 10 pagi sampai jam 8 malam. Tidak hanya service, bengkel juga sebagai lokasi tongkrongan yang cukup cozy. Dilengkapi dengan fasilitas tambahan berupa jajaran sofa serta televisi layar lebar untuk nonton film atau bermain game.
Bengkel ini juga menjadi ajang diklat untuk mekanik pemula hingga mahir. Karena pemiliknya juga seorang yang aktif dalam program pengembangan SDM yang dijalankan oleh Diknas, konsorsium pelaku otomotif. Sekaligus mempunyai kerjasama dengan 32 lembaga (LSM) luar negeri.
“Tujuan akhirnya, kita tidak mau negara ini hanya dikenal sebagai penyedia TKI yang notabene hanya menjadi seorang PRT dan buruh bangunan. Kita akan mengirim mekanik handal ke Negara-negara yang membutuhkan,” jelas Willy.
Oleh pemiliknya, tujuan awal bengkel ini memang tidak sekedar sevice tapi juga sebagai tempat nongkrong dan bengkel fashion.
Sebagaimana penjelasan pendirinya “Semua bengkel mungkin bisa mengerjakan perbaikan atau service dengan hasil yang memuaskan. Namun kami di sini menambahkan beberapa value, yaitu mekanik harus ramah dengan customer, dan semua pelanggan kita jadikan sebagai teman nongkrong yang akan kita sambut kapanpun mereka datang,” tukas pria gondrong bertubuh jangkung ini.
(kpl/tr/rd)